Rabu, 14 Januari 2009

Konflik Poso

Kerusuhan Poso muncul sejak 1998. Perang SARA telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan lebih 5.000 rumah hangus. Pada 2002 dan 2003 saja telah terjadi beberapa kali penyerangan.
1 Januari 2002 : Gereja Advent di Kota Palu dibom. Pelakunya adalah salah satu tokoh yang menandatangani Deklarasi Malino.
23 Maret 2002
Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Poso di Jalan Pulau Kalimantan dibom. Ruang kantor itu hancur berantakan, namun tak ada korban jiwa dalam ledakan ini.
4 April 2002
Dua buah bom rakitan meledak di kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Desa Rdatulene, Kecamatan Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah. Tak ada korban jiwa karena kantor dalam keadaan kosong.
28 Mei 2002 : Bom meledak di tiga lokasi di kota Poso.
5 Juni 2002
om meledak di dalam bus PO Antariksaa jurusan Palu - Tentena di sekitar Desa Toini Kecamatan Poso Pesisir. Empat penumpang tewas dan 16 lainnya luka-luka.
9 Oktober 2003 : Terjadi penyerangan di Desa Beteleme, tetangga Desa Bintagor dan Desa Pawaru di Kecamatan Lembo, Kamis (9/10) tengah malam. Penyerangan itu mengakibatkan tiga warga sipil tewas, dua luka berat, serta 35 rumah musnah terbakar.
18 Oktober 2003
Lima belas perusuh (empat di antaranya ditembak mati) tertangkap dalam penyisiran lanjutan yang dilakukan aparat di hutan Desa Pawaru, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Kelompok perusuh ini diduga kuat pelaku penyerangan di Desa Beteleme.
16 November 2003 : Sedikitnya 1.000 orang mengepung Mapolres Poso menyusul penembakan dan penangkapan empat warga Desa Tabalo Kecamatan Poso Pesisir. Mereka menuntut pembebasan Irwan, Darwis, dan Sukri, serta penegakan hukum atas tewasnya Amisuddin. Keempat warga Desa Tabalo oleh polisi diduga terlibat kasus penyerangan bersenjata di wilayah Poso Pesisir pada 12 Oktober 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar